Minggu, 18 November 2018

MATI

Kami generasi 90an hidup di zaman modern

Tak ada gencatan senjata peperangan

 Tak ada tangisan kesakitan

Tak ada deru semangat para pahlawan.





PUISI-?

Sebuah Tanda Tanya

Pertanyaan tiada akhir

Pertanyaan yang dilupakan

Pertanyaan tanpa titik

Pertanyaan yang diperdebatkan

Rabu, 14 November 2018

MENDIDIK ANAK MELALUI UCAPAN POSITIF


Sudah menjadi fitrah orang tua mencintai dan menyayangi anaknya. Bukti rasa cintanya pun dapat dilihat dalam bentuk didikan dan asuhan mereka hingga anak itu dewasa. Pendidikan anak dalam keluarga sangatlah penting, dimana peran keluarga sebagai mitra utama dalam meningkatkan keterampilan sosial yang positif.  Peran orang tua dan keluarga memiliki dampak yang paling langsung dan abadi terhadap tumbuh kembang anak.



STOP KEKERASAN TERHADAP ANAK


Kekerasan terhadap anak semakin meningkat tiap tahunnya. Saya masih percaya bahwa tidak ada orangtua yang mempunyai niat buruk terhadap anaknya. Tapi, ada-ada saja orangtua yang tega menyiksa, menganiaya, bahkan membunuh anaknya. Tak cukup hukuman yang ditegakkan Negara bagi para pelakunya, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)  tiada habisnya. Komnas Perlindungan Anak Indonesia pun seakan hanya menjadi lembaga pajangan Negara, Kasus-kasus kekerasan diketahui setelah korban tewas atau binasa.

Selasa, 13 November 2018

KENAPA ADA PRAKTEK PROFESI MAHASISWA DI KAMPUS?


Sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa tingkat Enam untuk mengikuti Praktek Profesi Mahasiswa (PPM) bahkan menjadi syarat untuk keikutsertaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang biasanya di selenggarakan beberapa minggu setelah selesainya kegiatan Praktek Profesi Mahasiswa.
Tidak sedikit mahasiswa yang menyepelekan acara tersebut, mungkin hanya segelintir orang yang antusias mengikuti acara tersebut. Padahal Adanya kegiatan PPM dapat digunakan sebagai media bagi mahasiswa dalam mengimplementasikan Ilmu dan pengetahuan yang telah mereka dapatkan di bangku kuliah selama 3 tahun lamanya. Tidak hanya itu, PPM juga dapat dijadikan sebagai ajang latihan profesi mahasiswa sesuai prodi yang mereka ambil sebelum mereka terjun langsung di masyarakat nanti.

Sabtu, 30 Januari 2016

ARTI SEBUAH IPK BAGI MAHASISWA


Saya adalah seorang mahasiswa baru, saya menulis artikel ini sebagai hasil penelitian saya ketika saya kuliah selama kurang lebih 1/2 tahun disini. Banyak sekali hal yang saya dapatkan selama mengikuti perkuliahan di kampus; terutama  ilmu, pendidikan dan wawasan yang saya dapatkan dari hasil belajar, sosialisasi, dan penelitian kecil (mini research) di kampus tercinta ini.
"Mahasiswa" itulah Titel yang saya miliki, selaku orang yang mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi. Banyak orang yang bangga memiliki titel tersebut, namun,saya adalah tipe orang yang tidak nyaman dengan sebutan itu. Ketika kita memiliki titel sebagai seorang Mahasiswa berarti kita memiliki tanggung jawa besar untuk nusa, bangsa, dan agama.
Bagaimana tidak? Seperti yang telah tertulis dalam TRIDHARMA perguruan tinggi: tugas seorang mahsiswa adalah mempelajari, meneliti, dan mengabdi.
Namun pada kenyataan nya hari ini, seseorang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi hanya untuk eksistensi, trendmodern, dan formalitas saja, Adapun yang lainya hanya menganggap Kuliah sebagai sarana mendapat kan titel dibelakang nama, dan syarat untuk bekerja.
Dalam dunia perkuliahan, banyak sekali hal menarik yang akan kita temui disini; dari mulai kepribadian teman yang beragam, UKM, UKK, dan seribu keunikan lainnya.
Adapun yang ingin saya bahas disini yaitu tentang” IPK” atau Indeks Prestasi Akademik, ratusan mahasiswa mati-matian untuk mendapatkan nilai terbaik dari dosen. Namun,sangat disayangkan ketika mereka telah mencapai hasil yang mereka inginkan, tidak ada visualisasi atau  pengamalan ilmu yang telah mereka dapatkan; sedangakan seperti yang telah kita ketahui, bahwasanya ilmu tanpa amal bagaikan pohon tidak berbuah; jadi dapat kita simpulkan bahwa ilmu itu akan menjadi sia-sia dan jadi sampah belaka.
Berdasarkan survey yang saya dapatkan, bahwasanya IPK itu tidak akan begitu membantu terhadap kesuksesan kita nanti, ketika terjun ke masyarakat; karena riset menyatakan bahwa skill, talent, atau kemampuan dalam bidang tertentu lebih dibutuhkan di masyarakat sosial. Namun kebanyakan orang-orang beralih kiblat dan memiliki kecenderungan pemahaman alot mengenai kesuksesan“aku pintar maka aku sukses” jadi mereka memilih mencontek pada saat ujian daripada jujur mendapat nilai jelek.
 Jika kita meneropong lebih jauh mengenai IPK, menurut pendapat saya pribadi; IPK hanya sekedar penilaian dari sebelah mata, apa yang dilihat itulah yang akan tertulis.
Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan
Don’t judge a book by the cover.