Sabtu, 30 Januari 2016

ARTI SEBUAH IPK BAGI MAHASISWA


Saya adalah seorang mahasiswa baru, saya menulis artikel ini sebagai hasil penelitian saya ketika saya kuliah selama kurang lebih 1/2 tahun disini. Banyak sekali hal yang saya dapatkan selama mengikuti perkuliahan di kampus; terutama  ilmu, pendidikan dan wawasan yang saya dapatkan dari hasil belajar, sosialisasi, dan penelitian kecil (mini research) di kampus tercinta ini.
"Mahasiswa" itulah Titel yang saya miliki, selaku orang yang mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi. Banyak orang yang bangga memiliki titel tersebut, namun,saya adalah tipe orang yang tidak nyaman dengan sebutan itu. Ketika kita memiliki titel sebagai seorang Mahasiswa berarti kita memiliki tanggung jawa besar untuk nusa, bangsa, dan agama.
Bagaimana tidak? Seperti yang telah tertulis dalam TRIDHARMA perguruan tinggi: tugas seorang mahsiswa adalah mempelajari, meneliti, dan mengabdi.
Namun pada kenyataan nya hari ini, seseorang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi hanya untuk eksistensi, trendmodern, dan formalitas saja, Adapun yang lainya hanya menganggap Kuliah sebagai sarana mendapat kan titel dibelakang nama, dan syarat untuk bekerja.
Dalam dunia perkuliahan, banyak sekali hal menarik yang akan kita temui disini; dari mulai kepribadian teman yang beragam, UKM, UKK, dan seribu keunikan lainnya.
Adapun yang ingin saya bahas disini yaitu tentang” IPK” atau Indeks Prestasi Akademik, ratusan mahasiswa mati-matian untuk mendapatkan nilai terbaik dari dosen. Namun,sangat disayangkan ketika mereka telah mencapai hasil yang mereka inginkan, tidak ada visualisasi atau  pengamalan ilmu yang telah mereka dapatkan; sedangakan seperti yang telah kita ketahui, bahwasanya ilmu tanpa amal bagaikan pohon tidak berbuah; jadi dapat kita simpulkan bahwa ilmu itu akan menjadi sia-sia dan jadi sampah belaka.
Berdasarkan survey yang saya dapatkan, bahwasanya IPK itu tidak akan begitu membantu terhadap kesuksesan kita nanti, ketika terjun ke masyarakat; karena riset menyatakan bahwa skill, talent, atau kemampuan dalam bidang tertentu lebih dibutuhkan di masyarakat sosial. Namun kebanyakan orang-orang beralih kiblat dan memiliki kecenderungan pemahaman alot mengenai kesuksesan“aku pintar maka aku sukses” jadi mereka memilih mencontek pada saat ujian daripada jujur mendapat nilai jelek.
 Jika kita meneropong lebih jauh mengenai IPK, menurut pendapat saya pribadi; IPK hanya sekedar penilaian dari sebelah mata, apa yang dilihat itulah yang akan tertulis.
Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan
Don’t judge a book by the cover.